BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 18 Desember 2009

LAGU WAJIB DAN TAWURAN


Berapa kira-kira jumlah Lagu Wajib yang kita ingat ?
Lima ? Sepuluh ? Limabelas ? Duapuluh ? Ato lebih dari itu ?

Setahun lalu, terkejut aku dengar anakku tanya seperti apa lagu Bambu Runcing yang dulu biasa kudengar waktu ikutan lomba baris. Namanya juga jiwa semangat Empat Lima, kontan aku ambil buku "Lagu-Lagu Indonesia" lawas yang kudapat dari hasil bongkar lemari tua punya Bapak mertua. Buku yang kertasnya pun sudah tampak kuning karena saking lamanya. Begitu dapat halaman itu, langsung aku bernyanyi, sambil telunjuk mengarah ke bait-bait lagu tentunya.

Mungkin anak-anakku beruntung, mereka bisa mendengar banyak contoh lagu dari ibunya. Karena hampir seluruh isi buku lawas yang isinya kira-kira lebih dari 100 itu ibunya bisa nyanyikan, termasuk hampir semua lagu daerahnya, lagu keroncongnya, dan lagu-lagu lain seperti lagu PEMILU. Beruntung karena ibunya bisa jadi semacam kamus hidup yang mampu beri mereka contoh seperti apa seharusnya lagu itu dinyanyikan.

Kalau ditengok ke sekolah-sekolah jaman sekarang, mungkin aku patut prihatin. Anak-anak SD itu jarang sekali yang bisa nyanyi lagu wajib dengan bagus. Banyak suara anak-anak yang bagus, itu aku setuju, sekarang memang suara anak-anak banyak yang merdu. Tapi hafal dan tau seperti apa lagu-lagu wajib ?, wah..., sangat senang betul kalau jumlah yang mengerti itu lebih banyak lagi. Anak-anak sekarang lebih suka nyanyi lagunya ST 12, Peterpan, Letto, Afgan, Viera,.... Sedikit yang mau belajar Lagu Wajib, itu pun cuma mereka yang sering ditunjuk jadi petugas upacara saja.

Kenapa kira-kira tidak hafal Lagu Wajib itu hal yang aku pikir sesuatu yang penting dimasalahkan ? Hm..., sejauh yang kutau, Lagu Wajib banyak mengandung muatan sikap heroik, nasionalis, kebersamaan, dan semangat. Sikap yang saat ini tampak tak melekat erat pada sosok pemuda. Liat saja di jalan. Baru ketemu senggolan masalah sepele, jadi tawuran. Saling maki, lempar batu, pentung-pentungan, sebagian malah tega menyiksa ramai-ramai orang yang barangkali cuma numpang lewat lalu jadi penonton.


Semua peserta tawuran barangkali pengen kasih tunjuk ke lawan : "Ini gue ! Siapa lu ?". Kesannya egois sekali. Mereka pasti gak pernah berpikir kalau semua yang mereka rasakan dan terima saat ini adalah buah jerih payah kaum pejuang di saat lalu. Enak saja mereka membakari gedung dan merusak mobil yang tak sengaja terjebak. Menghancurkan..., barangkali itu satu-satunya misi yang mereka tau. Tak pusing siapa yang sudah berpeluh untuk mendapatkan semua kemakmuran itu.

Naudzubillah.... Moga-moga tak satu pun anakku yang mau menyengsarakan diri sendiri untuk ikutan tawuran. Jauh-jauh hari kuajari untuk merawat milik orang lain lebih cermat dari pada merawat milik sendiri, karena amanah orang lain patut dijaga. Sedari mula aku ajarkan banyak lagu wajib, karena aku ingin mereka cinta tanah air ini. Biar pun mereka barangkali tak cukup mengerti mengapa ibunya berlinang air mata tiap kali menyanyikan lagu Indonesia Tanah Pusaka. Tapi aku tau, mereka merasakan kecintaan itu.

Entah kapan, para pendidik itu akan memulai lagi mengajak anak-anak bernyanyi Lagu Wajib. Jangan-jangan guru-guru SD kita juga cuma hafal lagu ST 12....

0 comments: